Kini kami hadir dalam jiwa yang terdalam, mencoba merenungi aksi dan reaksi tindakan mahasiswa yang terkesan sporadis dan tak menggurita pada idealisme kemahasiswaan. Identik dengan lembaga di birokrasi kita, para pemimpin lembaga juga berhasil menjadi penguasa terhadap sekumpulan besar mahasiswa yang mereka sebut sebagai aktivis kampus.
Beberapa bulan yang lalu terdengar gaung komunisme yang berwujud gambaran pemikiran mahasiswa yang ada di dalam kampus tersebut. Dari gambar yang berbentuk coretan dinding, yang oleh rektor diyakini bahwa gambar itu bukan hasil karya mahasiswa, tersirat makna kenaturalan berlembaga dan segmentasi pemikiran yang sebenarnya telah mengakar dalam prinsip dan landasan bertindak mereka. Tak ayal komentar dari berbagai pihak pun bermunculan. Hal ini bukan suatu kebanggaan ketika perhatian banyak tertuju pada idealisme keberlembagaan yang sesungguhnya.
Kembali kita melihat bentuk dan perwujudan lembaga kemahasiswaan yang terkesan mengayomi secara makro kebutuhan mahasiswa, namun nyatanya terkadang aksi mereka menjadi bentuk perlawanan terhadap kebijakan akademisi dan civitas akademika yang mengharapkan proses perkuliahan lebih dari sekedar aksi menentang dan orasi yang tak punya kejelasan. Terkadang muncul dalam hati kejengkelan yang cukup membara ketika unsur kelembagaan tersebut mengambil hak akademik mahasiswa demi hak politisi berlembaga dengan imingan perjuangan terhadap hak yang dirampas. Jika hal ini tercermati dengan lebih luas, maka tindakan seperti ini tak pantas dilakukan. Ya, sebagian orang akan menentang pendapat ini..namun tak sedikit juga yang akan mendukungnya. Bravo Student.
No comments:
Post a Comment