Mom : where're you going Riza?
Riza : I'm going to Sari's house.
Mom : What're you doing there?
Riza : Sari has just rent a video disc. We're going to watch a movie.
Mom : Hang on. Don't you have to remembering the script for listcom test next week?
Riza : I know, but don't worry about it, Mum. I can do that while watching the movie.
Mom : Well, I'm afraid you have to do it now.
Riza : oh please, Mum. It's Saturday night.
Mom : You must study hard, Riza. I don't want to see you fail again like in the last semester.
Showing posts with label free writing. Show all posts
Showing posts with label free writing. Show all posts
Friday, 8 October 2010
Friday, 1 October 2010
Derita Tak Berujung
Ku tapaki senja yang makin pekat, mengawal hitamnya malam diperaduan rembulan.
Tak tampak lagi pembeda cerah itu, hingga nyata tenggelam dalam keragu-raguanku.
Di malam yang semakin dingin, merasuk dalam hingga menembus tulang igaku.
Ku langkahkan kaki dalam tiap arah yang ku tuju..berharap hembusan angin malam mengantarku dalam damainya sinar rembulan.
Kala kerlapnya lampu kota memancar, semakin nyata tiap torehan noda di jalanan. Kini jalan itu terasa sempit, dalam tiap ujungnya terasa pilu, hingga ku yakin tak ada lagi yang ku tunggu.
Meski mereka tak peduli..meski hanya aku dan perasaan ini yang mengerti..tapi arti hadir mereka adalah kegamanganku dalam kepercayaan.
Berharap sendu dalam tawa, mendamba bahak dalam tangis..ku coba tancapkan lagi tekad itu..
Jika ada yang bisa menghapus indahnya dunia,menganti sejuta isi hati sang hayat, maka jiwa yang dahulu terbang tersayap pada akalnya, akan kembali tuk menemani.
Kini, di balik maksud tak berelakkan, ku titip pesan untuk semesta.
Alam berlaku jujur pada kehidupan, membuat kita mampu menumbang pohon raksasa sekalipun. Tiap tetes hujan yang jatuh dengan ikhlas, mengharap ribuan orang kan tersenyum..
Mengertilah..
Tak tampak lagi pembeda cerah itu, hingga nyata tenggelam dalam keragu-raguanku.
Di malam yang semakin dingin, merasuk dalam hingga menembus tulang igaku.
Ku langkahkan kaki dalam tiap arah yang ku tuju..berharap hembusan angin malam mengantarku dalam damainya sinar rembulan.
Kala kerlapnya lampu kota memancar, semakin nyata tiap torehan noda di jalanan. Kini jalan itu terasa sempit, dalam tiap ujungnya terasa pilu, hingga ku yakin tak ada lagi yang ku tunggu.
Meski mereka tak peduli..meski hanya aku dan perasaan ini yang mengerti..tapi arti hadir mereka adalah kegamanganku dalam kepercayaan.
Berharap sendu dalam tawa, mendamba bahak dalam tangis..ku coba tancapkan lagi tekad itu..
Jika ada yang bisa menghapus indahnya dunia,menganti sejuta isi hati sang hayat, maka jiwa yang dahulu terbang tersayap pada akalnya, akan kembali tuk menemani.
Kini, di balik maksud tak berelakkan, ku titip pesan untuk semesta.
Alam berlaku jujur pada kehidupan, membuat kita mampu menumbang pohon raksasa sekalipun. Tiap tetes hujan yang jatuh dengan ikhlas, mengharap ribuan orang kan tersenyum..
Mengertilah..
Wednesday, 29 September 2010
Masalah jalur publik
Hari sudah semakin gelap ketika para commuter dan juga karyawan kantor kembali dari tempat kerja mereka. Suasana kota makassar semakin ramai dan padat sekali utamanya di beberapa jalur utama menuju ke gowa ataupun ke maros. Bahkan dibeberapa titik terjadi kemacetan panjang yang disebabkan banyaknya jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan lebar jalan yang dilalui. Hal ini terlihat jelas di jalan Abdullah daeng SIRua yang dilalui pete pete kode E atau 07. Di persimpangan jalan di sebelah SD Tamamaung II terjadi kesemrawutan sehingga mengakibatkan antrian panjang. Hal ini diperparah dengan tidak adanya petugas pengatur lalu lintas yang berada di tempat tersebut. Padahal di beberapa titik yang terlihat lengang seperti dibundaran sudut dekat kantor BKKBN justru terlihat polantas yang berjaga.
Hal ini membuat masyarakat resah dan cukup terganggu dengan kemacetan tersebut. Menurut salah seorang mahasiswa yang setiap hari melintasi jalur tersebut menyarankan agar pemkot makassar bisa segera mengambil inisiatif mengatasi masalah kemacetan seperti ini,apalagi akhir-akhir ini pemkot sering mendengung-dengungkan makassar menjadi kota dunia, "Gimana mau jadi kota dunia,kalo masalah transportasi saja,belum dapat diatur dengan baik" tandasnya dengan nada pesimis. Tidak hanya mahasiswa,tapi sopir pete-pete juga mengeluhkan hal yang sama.
Semoga pemkot makassar bisa lebih jeli lagi menanggapi masalah yang muncul di masyarakat.
Hal ini membuat masyarakat resah dan cukup terganggu dengan kemacetan tersebut. Menurut salah seorang mahasiswa yang setiap hari melintasi jalur tersebut menyarankan agar pemkot makassar bisa segera mengambil inisiatif mengatasi masalah kemacetan seperti ini,apalagi akhir-akhir ini pemkot sering mendengung-dengungkan makassar menjadi kota dunia, "Gimana mau jadi kota dunia,kalo masalah transportasi saja,belum dapat diatur dengan baik" tandasnya dengan nada pesimis. Tidak hanya mahasiswa,tapi sopir pete-pete juga mengeluhkan hal yang sama.
Semoga pemkot makassar bisa lebih jeli lagi menanggapi masalah yang muncul di masyarakat.
Subscribe to:
Posts (Atom)